Salut buat Gubernur DKI Jokowi

Seekor kodok baru pulang dari suatu tempat.
Melompat-lompat tapi perlahan menuju arah pulang.

Saat sampai di sebuah tikungan jalan, kodok itu bertemu dengan biang lelet kura-kura.
Sapa kura-kura, "hai dok..."
"Hai kur... apa kabar..?" jawab kodok tersenyum manis.

"Darimana kamu...? Kayaknya lagi hepi aja nih..?" lanjut kura-kura.
"Tidak dari mana-mana kur... biasa... habis jalan-jalan iseng tadi." jawab kodok. "Aku iseng jalan-jalan eh ketemu sama rombongan Pak Jokowi (Gubernur DKI-red) yang juga lagi jalan-jalan... ya udah sekalian aja aku jalan bareng sama dia..." :)

Kura-kura agak terkejut mengernyitkan dahinya, "Wah... hebat kamu dok... bisa ketemu Gubernur... suatu kebanggaan itu..." sambil mengacungkan jempolnya.


"Yeee... hebat dari mana kur...
Aku ga pernah bangga dengan hal-hal seperti itu...
Ketemu Jendral kek... ketemu Gubernur kek... ketemu Presiden sekalipun... tidak ada kebanggaan sedikitpun buatku..." gerutu kodok. Sepertinya dia tidak suka dibilang bangga bertemu dg pejabat negara.

"Lhooo... gimana kamu dok... kamu kok malah ga bangga sih...?
Kamu ga liat tuh... di tv banyak rakyat Jakarta pada seneng banget kalau didatangi oleh Pak Gubernur...?" kata kura-kura dengan suara datar.

"Begini kur..." kata kodok. "Aku tuh ga pernah bangga jalan sama pejabat...
Tapi aku akan bangga kalau ada pejabat yang mau jalan menuju tempat rakyatnya...
99 koma 9 persen - kalau orang udah jadi pejabat - biasanya lupa sama rakyat...
Waktu kampanye jalan-jalan ke tempat rakyat miskin... eh... giliran udah jadi pejabat malah jalan-jalan keluar negri... Ini yang aku ga suka..." Sang kodok berargumen.

"Aku salut sama Pak Jokowi," lanjut kodok.
"Walaupun dia bukan orang Jakarta, tapi seakan-akan dia memiliki sense of belonging akan kota Jakarta.
Sebagian ada yang bilang itu pencitraan... tapi bagiku..." tiba-tiba sang kodok garuk-garuk kepala.

"Tapi bagimu kenapa dok...?" tanya kura-kura penasaran. Sambil ndeprok di bawah sebuah pohon. Cari adem.

"Ya, bagiku - jika ada yang bilang itu pencitraan - mungkin dia sirik tidak bisa melihat hal-hal seperti itu." lanjut kodok.
"Kalau orang mau jadi pejabat... mestinya orang tidak boleh lupa diri (kacang lupa kulit)...
Waktu kampanye dekat dg rakyat... saat sudah jadi pejabat mestinya makin lebih dekat dg rakyat...
Terpilih atau tidak jadi pejabat, dia harus tetap dekat dg rakyat...
Bagiku itulah sesungguhnya seorang pemimpin...
Banyak orang mengincar jadi pejabat... tapi tidak satupun dari mereka mengincar jadi pemimpin...
Rata-rata pejabat negara ini bukan pemimpin... Mereka hanya mengincar jabatan dengan fasilitasnya, tanpa perduli dg semangat kepemimpinan..."

Dalam hati kura-kura (waduh, sejak kapan nih kodok jadi politikus.. hebat juga dia, hehehe...)

"Wah, bener itu dok... bener itu.." kata kura-kura mengulangi persetujuannya.

"Ya iyalah... emang harus gitu..." jawab kodok.
"Kembali ke soal Pak Jokowi tadi, apa yg dilakukannya itu benar.
Persetan orang bilang begini-begitu...
Biarin aja orang bilang katanya Pak Jokowi punya niat dibalik pencitraannya...
Tapi bagiku... apa yang dilakukannya sudah benar...
Soal nanti berhasil atau tidak... yaa... itu urusan Tuhan, hehehe..." akhirnya kodok tertawa.

"Hehehe... bener juga dok..." sambut tawa kura-kura.

:: Original posted by "Komputer Teman"  ::
Share:

0 Komentar:

Post a Comment